You are currently viewing Info Brief – Analisa Daya Dukung Provinsi Kalimantan Selatan Berbasis Jasa Ekosistem

Info Brief – Analisa Daya Dukung Provinsi Kalimantan Selatan Berbasis Jasa Ekosistem

oleh : Arianty Prasetiaty

Kepala Sub Bidang Transportasi, Manufaktur, Industri dan Jasa Bidang Inventarisasi DDDT SDA dan LH

Kalimantan Selatan adalah salah satu provinsi yang terletak di pulau Kalimantan dengan luas wilyah 37.530,52 km² dan populasi hampir 3,7 juta jiwa. Provinsi ini memiliki 11 kabupaten dan 2 kota serta merupakan provinsi tertua di Kalimantan. Kalimantan Selatan selama ini dikenal sebagai penghasil sumber daya alam berupa kayu dan batubara.  Potensi ini telah mendatangkan investasi baik dari dalam negeri maupun asing. Sayangnya, sepanjang 30 tahun pemanfaatannya, investasi yang masuk untuk memanfaatkan sumber daya alam tersebut malah menyebabkan kerusakan lingkungan. Kekayaan alam tersebut tidak dikelola dengan baik dan benar.  Kebijakan pengelolaan sumber daya alam juga tidak mengindahkan kaidah dan prinsip-prinsip pengelolaan.  Instrumen pengendalian pembangunan seperti daya dukung daya tampung tidak digunakan sebagai dasar dalam menentukan kebijakan dan keputusan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Agar kekeliruan di masa lalu tidak terulang maka penentuan daya dukung sumber daya alam dan lingkungan hidup perlu dilakukan sebagai basis kebijakan pengembangan wilayah berdasarkan potensi-potensi layanan ekosistem yang ada. Analisis daya dukung berbasis jasa ekosistem berikut diharapkan mampu memberikan arahan berupa potensi layanan jasa ekosistem yang berguna bagi pemanfaatan maupun pengembangan wilayah di Kalimantan Selatan.

Penentuan daya dukung Kalimantan Selatan dilakukan dengan pendekatan jasa ekosistem dan analisis spasial.  Inputnya adalah informasi tentang ekoregion (bentuk lahan) dan penutupan lahan Pulau Kalimantan.  Karena menggunakan pendekatan analisis spasial maka kedua input di atas disajikan dalam bentuk peta.  Adapun profil dari kedua input di atas adalah sebagaimana dijelaskan dalam uraian berikut.

Profil Ekoregion Provinsi Kalimantan Selatan

Berdasarkan peta ekoregion Kalimantan, bentuklahan atau geomorfologi wilayah Kalimantan Selatan didominasi oleh tipe dataran struktural lipatan seluas 947.116,50 Ha atau sebesar 25,70% dari total luas wilayah Kalimantan Selatan.  Ekoregion dataran struktural lipatan termasuk dalam kelompok bentuklahan struktural yang terjadi karena adanya tenaga endogen (dari dalam bumi) yang mendorong lempeng samudra menunjam lempeng benua sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi mengalami gaya kompresi (gaya tekan) lalu membentuk  lipatan.  Kondisi ini membuat dataran Kalimantan Selatan memiliki relief yang bervariasi meskipun pada topografi/elevasi rendah.

 Ekoregion dominan kedua adalah dataran fluvio-marin dengan luasan sebesar 623.861,98 Ha (16,93%). Karena bentuklahan ini terbentuk akibat aktivitas aliran sungai berupa pengikisan, pengangkutan dan pengendapan (sedimentasi), ia mempunyai ciri material berupa endapan pasir dan kerikil yang relatif halus, pola aliran dendritik kompleks, ada ciri khas aliran meanders dan braided di bagian hilir, sehingga kegiatan yang berkembang di ekoregion ini adalah penggunaan lahan untuk sawah irigasi dan permukiman padat.

Ekoregion pegunungan struktural lipatan menduduki posisi ketiga dengan total luasan ekoregion sebesar  564.366,19 Ha. Salah satu wilayah yang cukup menonjol dalam tipe ekoregion ini adalah pegunungan meratus dengan morfologi bergunung dan memiliki lereng sangat terjal. Material penyusun satuan ini adalah kelompok batuan ultramafik dan batuan malihan.  

Profil Tutupan Lahan Provinsi Kalimantan Selatan

Profil tutupan lahan di wilayah kalimantan selatan didominasi oleh Semak dan Belukar dengan luasan sebesar 723.961,34 Ha atau sebesar 19.65% dari total wilayah Kalimantan Selatan. Pada kawasan ini umumnya didominasi vegetasi rendah (alami) karena merupakan kawasan bekas hutan dan biasanya tidak menampakkan lagi bekas atau bercak tebangan.

Tipe tutupan lahan Kebun dan Tanaman Campuran merupakan tutupan lahan dominan kedua dengan luasan sebesar 449.186,21 Ha (12.19%). Tipe tutupan lahan ini ditanami tanaman keras lebih dari satu jenis atau tidak seragam dan menghasilkan bunga, buah, dan getah. Perkebunan campuran di Kalimantan biasanya berasosiasi dengan permukiman perdesaan atau pekarangan, dan diusahakan secara tradisional oleh penduduk.

Tipe tutupan lahan Hutan Lahan Tinggi merupakan tutupan lahan dominan ketiga dengan luasan sebesar 411.499,38 Ha (11,17%). Tipe hutan ini merupakan hutan yang tumbuh berkembang pada habitat lahan kering pada ketinggian diatas 1000 mdpl.

Analisa Daya Dukung Provinsi Kalimantan Selatan

1.     Kelompok Jasa Ekosistem Penyedia

Secara umum, 56,53% wilayah Kalimantan Selatan berada pada kategori Sedang untuk kelompok jasa ekosistem penyedia.  Untuk jasa penyedia pangan,  47% (1.736.839,22 Ha) dari luas provinsi ini berada pada kelas tinggi. Begitu juga dengan jasa penyedia air, penyedia serat dan penyedia energi yang seluruhnya berada pada kelas tinggi dengan luasan masing-masing sebesar 1.706.546,23 Ha (46%), 1.932.620,33 Ha (52%) dan 1.696.926,06 Ha (46%). Sedangkan untuk jasa ekosistem penyedia sumberdaya genetik, wilayah Kalimantan Selatan didominasi oleh kelas rendah dengan luas area sebesar   1,170.532,51 Ha (32%).  Hal ini disebabkan karena jenis tutupan lahan di wilayah Kalimantan Selatan mayoritas adalah semak belukar dan kebun tanaman campuran yang memiliki persentase tutupan vegetasi yang rendah.

2.     Kelompok Jasa Ekosistem Pengatur

Secara umum, kelompok jasa pengatur di wilayah Kalimantan Selatan berada pada kategori Rendah seperti yang ditampilkan pada gambar disamping, dengan prosentase 57,80%.

Untuk jasa ekosistem pengatur iklim, wilayah Kalimantan Selatan berada pada kelas sedang dengan luas area  1.635.565,05 Ha (44%). Hal ini disebabkan karena Kalimantan Selatan hanya memiliki tutupan hutan lahan tinggi dan hutan lahan rendah sebesar 11, 17% dan 7,97% padahal tutupan hutan sangat berguna untuk pengaturan iklim. Untuk jasa pengaturan tata air, jasa pencegahan bencana, serta jasa pemurnian air berada dominan pada kelas tinggi dengan luasan berturut-turut adalah  1.862.066,06 Ha (51%), 1.520.446,97 Ha (41%) dan  1.291.104,84 Ha (35%).

3.     Kelompok Jasa Ekosistem Budaya

Kelompok jasa ekosistem budaya menggambarkan potensi dinamika sosial di wilayah Kalimantan Selatan. Secara umum, kelompok jasa budaya ini berada pada kategori Sedang sebesar 48,25%.

Untuk jasa budaya tempat tinggal dan ruang hidup, wilayah Kalimantan Selatan mendominasi di kelas tinggi seluas  1.412.037,39 Ha (38%). Sedangkan untuk jasa budaya rekreasi dan ekoturisme didominasi pada kelas rendah dengan luasan  1.566.378,33 Ha (43%). Hal ini disebabkan karena di wilayah Kalimantan Selatan berada pada bentanglahan mayoritas sebagai dataran fluviomarin dan tutupan lahan semak dan belukar dimana memiliki jumlah vegetasi dan fauna yang rendah sehingga dinilai memiliki potensi rendah untuk ekoturisme.

Untuk jasa budaya estetika alam, wilayah Kalimantan Selatan mayoritas berada pada kelas sedang dengan luasan  1.504.723,49 Ha (41%)

4.     Kelompok Jasa Ekosistem Pendukung

Secara umum, wilayah Kalimantan Selatan mempunyai jasa pendukung di kategori Sedang dengan prosentase wilayah 66,73%. Keberlangsungan jasa ekosistem ini walaupun memberikan dampak tidak langsung ke dalam kehidupan manusia, namun fungsinya tidak dapat diabaikan karena kelompok jasa ekosistem ini menjamin dan mendukung keberlangsungan dari 3 jasa ekosistem lainnya (penyedia, pengatur dan budaya).

Untuk jasa ekosistem pembentukan lapisan tanah dan kesuburan serta produksi primer berada pada kelas Tinggi dengan luasan berturut-turut sebesar  1.655.536,78 Ha (45%) dan  1.319.486,58 Ha (36%). Sedangkan untuk jasa ekosistem siklus hara dan biodiversitas berada pada kelas Sedang dengan luasan wilayah sebesar  1.542.705,64 Ha (42%) dan  1.576.734,93 Ha (43%).

Sumber :

Analisis P3E Kalimantan, 2016

Leave a Reply