You are currently viewing Info Brief – Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan di Kalimantan : Pemanfaatan Informasi Daya Dukung Daya Tampung Ekoregion Kalimantan

Info Brief – Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan di Kalimantan : Pemanfaatan Informasi Daya Dukung Daya Tampung Ekoregion Kalimantan

Oleh:

Ivan Yusfi Noor

Kepala Bidang Inventarisasi Daya Dukung Daya Tampung Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Pendahuluan

Guna mendukung pembangunan Pulau Kalimantan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPERA) berencana membangun berbagai jenis infrastruktur di pulau ini.  Pembangunan infrastruktur tersebut dimaksudkan untuk menopang perekonomian dan juga pertahanan keamanan negara.  Diantara infrastruktur yang akan dibangun di Kalimantan, jalan merupakan jenis infrastruktur yang dominan.  Selain jalan, untuk menjamin ketahanan air akan dibangun pula infrastrukstur yang berkaitan dengan penyediaan air baku, pemukiman dan prasarana pendukungnya seperti IPAL, drainase serta TPA.

Selaku penanggung jawab perencanaan, dan nantinya pembangunannya, Kementerian PUPERA berkepentingan agar pembangunan infrastruktur yang menjadi tanggungjawabnya sejalan dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dan sesuai dengan amanat Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup.  Untuk memenuhi prinsip dan amanat di atas, pembangunan infrastrukstur, bahkan sejak dari perencanaannya, akan mempertimbangkan dan mengadopsi informasi tentang daya dukung dan daya tampung sumber daya alam dan lingkungan hidup (DDDT SDA&LH).  Dalam konteks inilah data dan informasi tentang DDDT SDA& LH yang telah disusun oleh Pusat Pengendalian Pembagunan Ekoregion (P3E) Kalimantan dapat bermanfaat sebagai instrumen pengendalian pembangunan.

Infrastruktur yang akan dibangun

Jalan adalah infrastuktur berskala besar yang akan dibangun di Kalimantan.  Infrastruktur ini akan meliputi: 1) jalan poros utara paralel perbatasan sepanjang 1467,02 km; 2) jalan poros tengah 109,2 km; 3) jalan poros selatan sepanjang 77,24 km; dan 4) jalan feeder lintas poros sepanjang 710,65 km.  Total panjang jalan yang akan dibangun tersebut adalah 2364,11 km.  Karena semua jalan ini adalah jalan baru, maka aktivitas pembangunannya, sedikit atau banyak, nantinya akan merubah kondisi lingkungan alam di lokasi yang dilaluinya. Infrastruktur besar lain yang akan dibangun di Kalimantan adalah: 1) bendungan Riam Kiwa dan Tapin di Kalimantan Selatan dan 2) bendungan Marangkayu di Kalimantan Timur.

Selain infrastruktur berskala besar di atas, infrastruktur penting lain yang akan dibangun di Kalimantan oleh Kementerian PUPERA diantaranya adalah: 1) pembangunan embung, bendung dan fasilitas penyediaan air baku di beberapa lokasi; 2) pembangunan drainase kawasan, 3) pembangunan SPAM IKK, TPA dan IPAL; serta 4) pembangunan dan peningkatan kualitas pemukiman.

Peta Daya Dukung sebagai instrumen pengendalian pembangunan infrastruktur Kalimantan

Dalam menjalankan fungsi pengendalian pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan di Ekoregion Kalimantan, P3E Kalimantan menggunakan Peta Daya Dukung Ekoregion Kalimantan.  Dengan peta ini, dengan mudah dan cepat kita dapat menganalisis, memberikan prakiraan-prakiraan dan mengambil keputusan tentang dampak, risiko bahkan kelayakan suatu rencana, kegiatan, program hingga proyek pembangunan.  Secara mudahnya, kita cukup memproyek-sikan/mem-plotting lokasi sebuah rencana atau aktivitas tertentu ke dalam Peta Daya Dukung, lalu berdasarkan posisinya di peta tersebut, kita bisa menyusun sebuah prakiraan tentang dampak dan risikonya sehingga rekomendasi atau keputusan bisa diberikan atau diambil.   

Peta Daya Dukung Ekoregion Kalimantan produk P3E Kalimantan dibuat dengan pendekatan kemampuan suatu wilayah untuk memberikan atau menyediakan jasa ekosistem tertentu.  Ada 20 jasa ekosistem yang menjadi dasar penilaian kemampuan tersebut, sehingga ada 20 Peta Daya Dukung yang diperoleh.  Setiap Peta Daya Dukung akan menunjukkan wilayah-wilayah dengan kemampuan penyediaan jasa ekosistem mulai dari kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi hingga sangat tinggi.  Peta daya dukung inilah yang akan menjadi informasi dasar bagi analisis dampak dan risiko pembangunan infrastruktur di Kalimantan terhadap kemampuan wilayah ini dalam penyediaan jasa ekosistem.

Wilayah di Kalimantan yang perlu mendapatkan perhatian dalam pembangunan infrastruktur

Peta Ekosistem Penting Pulau Kalimantan yang merupakan produk gabungan seluruh peta daya dukung jasa ekosistem

Wilayah-wilayah sebagaimana disebut di atas sangat berperan dalam penyediaan jasa ekosis-tem yang vital bagi masyarakat Kalimantan.  Ketersediaan air, pengaturan tata aliran air dan pencegahan bencana (kekering-an, banjir dan kebakaran hutan dan lahan), adalah jasa ekosistem (baca: manfaat) utama yang dapat disediakan ekosistem-ekosistem penting tersebut. 

Kalimantan juga dikenal sebagai kantong keanekaragaman hayati dunia sehingga sering disebut sebagai wilayah yang memiliki mega-biodiversity. Predikat ini sekarang ditopang oleh keberadaan hutan yang masih tersisa di pulau ini.   Hutan-hutan tersisa inilah yang kini menjadi bagian utama dari wilayah pegunungan, rawa gambut dan areal karst yang diidentifikasi sebagai ekosistem penting sebagaimana diberi warna hijau tua di peta.  Karena penting dalam penyediaan jasa ekosistem, maka wilayah-wilayah berwarna hijau tua tadi perlu mendapatkan perhatian khusus manakala infrastruktur yang berpotensi mengubah bentang alam akan dibangun di wilayah-wilayah tersebut.  Artinya, dampak dan risiko pembangunan infrastruktur harus diperhitungkan secara cermat untuk kemudian diminimalisasi, bahkan jika mungkin dihindari, apabila berada di areal-areal yang berfungsi sebagai penyedia jasa ekosistem.

Proyeksi (overlay) lokasi rencana infrastruktur pada peta daya dukung (ekosistem penting)

Tidak hanya dampak dan risiko pembangunan infrastruktur terhadap jasa ekosistem yang bisa diidentifikasi dari overlay, tetapi sebaliknya, keberlanjutan fungsi infrastruktur juga dapat diprediksi dengan menganalisis peta daya dukung.  Rencana pembangunan infrastruktur seperti bendungan dapat dilihat dari sudut pandang daya dukung daerah aliran sungai yang menjadi sumbernya.  Manakala daerah hulu berada dalam wilayah yang memiliki jasa ekosistem pengaturan dan penyediaan air yang rendah, maka keberlanjutan fungsi, atau kelayakan bendungan dapat dipertanyakan.  Konsekuensinya, pembangunan bendungan dapat dibatalkan atau tetap dilanjutkan dengan melakukan rekayasa di daerah tangkapan air waduk, seperti misalnya melakukan rehabilitasi lahan.

Perencanaan infrastruktur berkelanjutan: pembangunan berbasis daya dukung SDA dan LH

Dengan mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung jasa ekosistem dalam peren-canaan infrastruktur Pulau Kalimantan, Kementerian PUPERA menjadi salah satu pelopor dalam praktek pembangunan infrastruktur berkelanjutan.  Infrastuktur, betapapun pentingnya bagi pembangunan ekonomi rakyat dan negara, tetap memiliki dampak dan risiko yang berpotensi merugikan.  Dampak dan risiko inilah yang sudah seharusnya diperhitungkan dalam membangun infrastruktur di Kalimantan agar keberadaannya memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat dan pembangunannya tidak sia-sia. 

Apresiasi yang tinggi patut diberikan kepada Kementerian PUPERA yang sudah memperhatikan daya dukung sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam praktek-praktek perencanaan pembangunan, khususnya infrastruktur.  Kita berharap, jika perencanaannya sudah berorientasi pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, maka dalam studi kelayakan pembangunan infrastruktur, dampak dan risikonya benar-benar diperhitungkan; kemudian disainnya disesuaikan untuk mencegah dan meminimalisiasi dampak dan risiko tersebut; dan pada akhirnya dalam praktek pembangunan dan pengelolaan infrastrukturnya dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip keberlanjutan.  Mudah-mudahan Kementerian PUPERA menjadi trend setter dalam pembangunan perencanaan pembangunan berkelanjutan berbasis daya dukung dan daya tampung sumber daya alam dan lingkungan hidup di negeri ini, dan jejaknya akan diikuti oleh para pemangku kepentingan lain di pusat maupun daerah.  

Leave a Reply