“Berdasarkan data IKLH tahun 2022, nilai indeks kualitas air (IKA) di 5 Provinsi di Kalimantan berada pada range nilai 53,51 – 53,80 dengan kategori sedang. Kondisi ini tentu menjadi perhatian kita bersama untuk menjaga kualitas air sungai di Kalimantan supaya tidak menurun dan diupayakan agar kualitasnya dapat meningkat”. Demikian kutipan dari Kepala P3E Kalimantan Dr. Mini Farida, S.T., M.Si dalam sambutan pembukaan kegiatan Bimbingan Teknis Penghitungan Baku Mutu Air Sungai yang berlangsung di Kota Balikpapan tanggal 10 Oktober 2023. Semangat meningkatkan kualitas air merupakan salah satu latar belakang kegiatan tersebut dilaksanakan. Penyusunan dan penetapan Baku Mutu Air juga merupakan bagian penting dalam RPPMA, karena menjadi dasar dalam penentuan ditahap selanjutnya yakni perhitungan dan penetapan alokasi beban pencemaran air, imbuh Kepala P3E Kalimantan dalam sambutannya.

Dalam sesi pertama Dra. Harni Sulistyowati dari Direktorat Pengendalian Pencemaran Air KLHK hadir sebagai narasumber dan memaparkan tentang Kebijakan dan Tata Cara Perhitungan dan Penetapan Baku Mutu Air. Sesi pertama ini dimoderatori oleh Kepala Bidang Fasilitasi Pengendalian Pembangunan Ekoregion P3E Kalimantan Rahmadewi, S.Si., M.E. Sesi selanjutnya dilakukan praktek penghitungan baku mutu air yang difasilitatori oleh rekan – rekan Bidang Fasilitasi Pengendalian Pembangunan Ekoregion P3E Kalimantan yaitu Heri Susanto, S.T., Agung Priyanto, S.Kel., M.Kes dan Irwan Abu, S.P. Praktek penghitungan baku mutu air dimulai dari penentuan segmentasi, skoring aspek mutu air (IKA), skoring aspek penggunaan lahan, skoring aspek tata ruang, skoring aspek debit aliran sungai, hingga perhitungan penetapan baku mutu air. Selain digunakan untuk menyusun RPPMA, penetapan baku mutu air ini juga menjadi dasar dalam perhitungan dan penetapan status mutu air serta baku mutu air limbah dalam persetujuan teknis pembuangan air limbah dan pemanfaatan air limbah. Bagaimana sobat ekoregion? Masih penasaran dengan baku mutu air? Silahkan tinggalkan pesan. (EB)